Wayang Thengul dan Tari Thengul Budaya asal Bojonegoro
Wayang Thengul
Apa bedanya Wayang Golek dan Wayang Thengul
Opo bedane wayang golek lan wayang thengul? Sebenarnya wayang thengul sendiri sangat mirip dengan wayang golek yang ada di Jawa Barat, perbedaanya disini wayang golek sudah dikenal oleh masyarakat luas atau secara nasional, sedangkan wayang thengul sendiri masih bersifat lokal. warna rias pada wajah wayang tenghul juga mempunyai makna simbolik yang berbeda-beda.
Istilah Makna Thengul
Thengul berasal dari methentheng kemudian methungul yang mempunyai makna karena wayang ini terbuat dari kayu atau tiga dimensi, maka dalang harus Methentheng (menggunakan tenaga) untuk mengangkat agar wayang dapat Methungul atau muncul (terlihat) ke para penonton.
Wayang Thengul Bojonegoro
Kesenian wayang thengul berasal dari desa Tenggor yang berada di kecamatan ngasem, kabupaten Bojonegoro. Tata busana wayang thengul sendiri diadaptasi dari ciri khas Bojonegoro dipadukan dengan Islami. Jika dilihat dari iringan, Wayang thengul menggunakan iringan gamelan slendro, yang dimainkan oleh wiyogo, sinden dangerong.
Gending atau lagu menggunakan gending khas bojonegoro yang ber-nama gending Tenggor. Nama gending sendiri sebenar-nya merupakan nama salah satu desa yang ada di kecamatan ngasem kabupaten bojonegoro.
Belum ada sumber yang jelas apakah wayang thengul dari desa Tenggor atau dari desa lain, namun adapula gending yang baku pada wayang thengul, yakni gending yang bernama waru doyong, dan ladrang yang merupakan gending yang bersifat tambahan.
Sama halnya dengan kesenian ketoprak, wayang thengul mengangkat cerita yang diambil dari kisah nyata. ada berbagai cerita yang biasa dimainkan oleh dalang. Seperti Majapahit, Demak, Cerita Menak (Amir Hamzah), Kediri, dan Wali Sanga, dari Sunan Giri sampai Sunan Kalijaga.
Perkembangan Wayang Thengul
Dalam pertunjukan wayang thengul pada sekarang ini, banyak sekali tambahan-tambahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman masyarakat. di sela-sela adegan, dapat disisipkan adegan Gecul atau banyolan, yang mengungkapkan tentang kabar yang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
Dalang-dalang wayang thengul yang terkenal ialah Mbah dalang kencit, Mbah marji degleg dari Tikusan, dan Pak darno dari Sugihwaras Bojonegoro.
Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa wayang thengul ini berasal dari desa Mulyoagung yang ada di kecamatan Balen. Pak cip salah satu warga Mulyoagung yang sekaligus pemerhati kesenian tradisional menurutnya wayang thengul adalah salah satu aset Kesenian Bojonegoro yang harus di jaga dan di pelihara ke-aslianya.
Desa Mulyoagung Bojonegoro
Mulyoagung merupakan salah satu desa yang masih rutin menggelar pertunjukan kesenian wayang thengul. Wayang thengul dapat tumbuh dan berkembang karena adanya support atau dukungan dari masyarakat. selain sebagai tontonan, wayang juga dapat menjadi tuntunan, pendidikan, bimbingan, dan dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan, khususnya masyarakat di Jawa. Hal tersebut diterapkan oleh masyarakat desa Mulyoagung sebagai sarana belajar bagi masyarakat, karena cerita-nya banyak mengandung unsur cerita tentang Jawa dan Agama.
Di dalam perjalanan kesenian tradisional ada masa kejayaan dan masa tenggelam. Hal ini juga dialami oleh kesenian wayang thengul. Kesenian Wayang thengul sempat memiliki masa keemasan yaitu sekitar thn 1950-an. Saat itu wayang thengul menjadi salah satu kesenian yang sangat digemari masyarakat. bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kepentingan bersama. Salah satu contohnya yaitu pada saat warga mempunyai hajatan, warga akan menanggap wayang thengul. Setelah mempunyai masa keemasan, wayang thengul juga mempunyai masa dimana penikmatnya mulai berkurang pada tahun 1970-an, wayang thengul menjadi sepi penonton.
Tanggapan menjadi berkurang, sehingga banyak dalang wayang thengul yang berpindah menjadi dalang wayang lainya. Banyak cara yang dilakukan oleh para pekerja seni dan dalang- dalang yang masih aktif agar wayang thengul bisa terus berjaya. Sekitar tahun 1990-an, muncul lah tari thengul, dimana tari ini adalah bentuk kesenian lain dari wayang thengul.
Munculnya tari thengul adalah salah satu alasan para seniman agar masyarakat mau kembali menerima wayang thengul sebagai salah satu kesenian asli yang harus tetap dikembangkan dan di uri-uri. Usaha ini mendapat respon baik dari masyarakat Bojonegoro, karena dengan usaha ini wayang thengul mulai dikenal kembali.
Tari Thengul
Tari Thengul adalah Tari Tradisional dari Bojonegoro yang tampilan-nya tidak membosankan, dan Gerakan tariannya yang khas dan condong kaku membuat tarian ini mempunyai ciri khas tersendiri dengan tari-tari lainnya. Tari Thengul ini diambil dari pertunjukan Wayang Thengul yang merupakan ikon kesenian tradisi wayang golek asli Bojonegoro yang sudah memperoleh pengakuan oleh Nasional. Tari Thengul adalah Tari dengan gerakan kaku siku pada gerakan tangan, gerakan tegas pada gerakan kepala, dan dilengkapi dengan tata rias muka putih dengan cunduknya seperti boneka, ekspresi senyum-nya menampakan hubungan sosial akrap.
Tari Thengul ialah tarian yang dilakukan secara berkelompok yang berkarakter gecul atau Komedi yang menjadi salah satu Kesenian khas Bojonegoro, Jawa Timur, tarian ini menggambarkan Wayang Thengul yang diperagakan oleh Manusia (Dalang), dengan ditampilkan ekspresi senyum yang mewakili keakraban sebuah hubungan sosial.
Sejarah Tari Thengul bermula pada tahun 1990an ketika diselenggarakannya Festival Tari Daerah dalam Pekan Budaya dan Pariwisata Provinsi di Jawa Timur, yang mana pada saat itu Tari Thengul masuk menjadi salah satu kategori penampilan tari terbaik Festival Tari Daerah. Tarian Thengul biasa-nya dibawakan oleh 7 Penari Putri, yang diawali dengan instrument seperangkat Gamelan yaitu dibuka oleh Gender yang disusul dengan Slentem bersama Oklik, mula-mula penari keluar dengan jalan pinokio, dilanjutkan buka cluluk, lalu jogedan dengan gending Tenggor, playon dibarengi keteran alat musik, guyonan lanjut jogedan dan kemudian tutup kayon, iki Thengul yo.
Dimulai dengan terciptanya Tarian Thengul, tercipta juga beberapa Tarian yang bersumber dari Tarian tersebut, yaitu seperti Tari Sindir Thethengulan, Tari Golek Thengul serta Tari Geyeran. Namun telah ditetapkan dalam pementasan untuk penyambutan tamu masih menampilkan Tari Thengul. Pada tahun 2003 Thengul tampil pada Pawai Budaya festival seni Bojonegoro didukung 5 penari putra dengan media gambar thengul setinggi 2 meter.
Tarian ini mempunyai ciri khas sendiri dan sungguh tidak membosankan yang membuat para penonton-nya terpukau dan seakan terbawa suasana ingin menari seperti yang sedang mereka tonton. Ini adalah salah satu warisan budaya Bojonegoro yang sangat luar biasa yang saat ini sudah diakui oleh Nasional, bahkan di Dunia.